Jumat, 11 November 2011

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan dasar tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Di dalam penalaran deduktif, berdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulanya yang sifatnya lebih khusus. Dengan demikian, sebenarnya, penarikan kesimpulan secara deduktif itu secara tersirat sudah tercantum dalam premisnya. Sifat itu membedakan penalaran deduktif dari penalaran induktif
Menurut bentuknya, penalaran deduktif terbagi atas :
 • Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya :
Siapa yang makan dia yang kenyang ( Premis Mayor )
Dia yang makan (Premis Minor )
Dia yang kenyang ( Kesimpulan )
• Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contohnya :
Semua Makhluk hidup membutuhkan udara (premis mayor)
Harimau adalah salah satu makhluk hidup (premis minor)
Harimau membutuhkan udara (konklusi)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik
o Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga.
o Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga.

• Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya akan membawa payung.
Sekarang hujan.
Jadi saya akan membawa payung.
2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika cuaca mendung, maka akan turun hujan.
Cuaca tidak mendung,
Jadi tidak akan turun hujan.
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

• Silogisme Disyungtif
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:
la benar atau tidak salah.
Ternyata ia benar, jadi
la bukan tidak salah.
꘨ Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Ayah di rumah atau dikantor.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi di kantor.
꘨ Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
la berada di luar atau di dalam.
Ternyata tidak berada di luar.
Jadi ia berada di dalam.

Ia berada di luar atau di dalam.
ternyata tidak berada di dalam.
Jadi ia berada di luar.
2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
Rani di kantin atau di sekolah.
la berada di kantin.
Jadi ia tidak berada di sekolah.

Rani di kantin atau di sekolah.
la berada di sekolah.
Jadi ia tidak berada di kantin.

 Entimen
Merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya adalah silogisme
Contoh :
Manusia mahluk rasional (Premis Mayor)
Kucing bukan manusia ( Premis Minor )
Kucing tidak rasional (Kesimpulan )

Setiap manusia pernah lupa( Premis Mayor )
Mahasiswa adalah manusia (Premis Minor )
Mahasiswa pernah lupa (Kesimpulan )

Sumber beberapa contoh kalimat yang saya tulis :
http://nugrohoadi2ka12.wordpress.com/2011/05/30/penalaran-deduktif/